Di bawah Langit candu
Karya pertama dari tangan ibu rumah tangga yang telah lama berhenti menulis, dan pernah berputus asa dengan beberapa tulisannya. Hobinya menulis sejak ia duduk di bangku SMP beberapa tahun silam. Karena kegemarannya menulis, 2015 ia mengambil jurusan Bahasa Sastra Indonesia di sebuah Universitas Swasta terbaik di kota Medan. Setelah menyelesaikan S-1 pada 2019, ia mengajar sebagai guru Bahasa Indonesia di sebuah desa kecil yang berada di perbatasan Riau-Jambi. Namun, Oktober 2022 profesi yang dibanggakannya harus terhenti demi mengikuti suami yang pindah tugas ke daerah pemekaran. Kini ia hanya sebagai ibu rumah tangga yang mencari kesibukan dengan memulai lagi menuangkan imajinasinya pada sebuah applikasi menulis.
“Di bawah LANGIT Candu”, mengisahkan seorang gadis muda yang merantau sebatang kara jauh dari kota asalnya karena suatu permasalahan besar. Gadis itu benar-benar bertekat melupakan kehidupannya yang lama dan mencoba memulai kisah baru lagi di kota yang justru tidak pernah ia kunjungi sebelumnya. Dunia rantau mengajarkannya untuk menjadi pribadi yang berbeda. Berbagai perjuangan bertahan hidup di rantau ia lakoni. Hingga pada akhirnya gadis itu bertemu dengan orang-orang pilihan yang mampu mengubah abu-abu perantauannya menjadi berwarna. Bagaimana kisahnya? Bagaimana pertemuannya dengan orang-orang pilihan itu? Bagimana ia menyelesaikan permasalahannya? Akankah ia mendapat maaf dari ayahnya dan pulang ke kampung halamannya?
Kisah ini terinspirasi dari kisah sahabat penulis yang kemudian dikemas dan dikembangkan menjadi sebuah cerita yang lebih luas dengan konflik pelik.
Yang penasaran dengan kelanjutan kisah “Di bawah LANGIT candu, bisa dibaca pada link di bawah ini:
Mari bersama-sama saling mendukung karya anak bangsa. Karena dengan menggerakkan literasi kita mampu mengarahkan anak bangsa mengutarakan mimpinya lewat membaca, menyimak, dan menulis.
Jadilah pembaca yang bijak. Semangat berkarya. #salamliterasi.
Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti
Tak mampu mengembangkan kemampuan
Yang layak dipandang oleh orang-orang.
Tidak lagi menjadi guru untuk anak-anak
di sekolah, bukan berarti tidak bisa menjadi
guru untuk anak sendiri.
Komentar
Posting Komentar